• Box Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy Policy
Metro Sulsel
Warkop Cumming
  • Home
  • Berita Lokal
  • Kriminal
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sorotan
  • Kebudayaan
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Lokal
  • Kriminal
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sorotan
  • Kebudayaan
No Result
View All Result
Metro Sulsel
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Lokal
  • Kriminal
  • Politik
  • Nasional
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Sorotan
  • Kebudayaan
Home Opini

PESANTREN: WARISAN AGUNG DAN TANTANGAN ZAMAN

jum007 by jum007
22 Oktober 2025
in Opini
PESANTREN: WARISAN AGUNG DAN TANTANGAN ZAMAN

Oleh: H. FARKHAN EVENDI, M.AP

KETUA UMUM BINTANG MUDA INDONESIA, ALUMNI PESANTREN LANGITAN DAN AL-ISLAH BUNGAH

Pesantren adalah denyut nadi peradaban Nusantara, jauh sebelum Indonesia berdiri sebagai negara merdeka pada 1945. Lembaga pendidikan Islam ini, yang berakar sejak abad ke-16 di Jawa dan Sumatra, telah menjadi benteng agama, budaya, sekaligus perlawanan terhadap penjajahan. Dari pesantren lahir para ulama, pejuang, dan cendekiawan yang membentuk jati diri bangsa.

Namun, di tengah kemegahan sejarahnya, dunia pesantren kini menghadapi ujian berat. Tragedi memilukan terjadi pada 29 September 2025, ketika bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo ambruk saat salat Asar, menewaskan 63 santri muda—mayoritas berusia 12–19 tahun—dan melukai puluhan lainnya. Investigasi mengungkap kelalaian struktural dan ketiadaan izin bangunan (IMB) sebagai penyebab utama. Ironisnya, dari 42.433 pesantren di Indonesia, hanya sekitar 50 yang memiliki izin bangunan resmi.

Tak lama berselang, tayangan “XPOSE UNCENSORED” di Trans7 pada Oktober 2025 memicu gelombang boikot nasional dengan tagar #BOIKOTTRANS7 yang menembus 137 ribu unggahan di media sosial X. Tayangan itu dinilai melecehkan tradisi ta’dzim di Pesantren Lirboyo, Kediri, setelah menampilkan santri yang merangkak di hadapan kiai. Polemik pun merebak: sebagian publik menuduh tradisi itu sebagai bentuk “feodalisme”, sementara kalangan pesantren menilai tayangan tersebut gagal memahami nilai penghormatan dalam budaya santri.

Lebih jauh, dunia pesantren juga diguncang berbagai kasus kekerasan dan pelecehan seksual. PBNU mencatat 114 insiden kekerasan di pesantren sepanjang 2024, di mana 48 kasus (42%) merupakan kekerasan seksual yang melibatkan 573 korban—556 perempuan dan 17 laki-laki. Komnas Perempuan menilai angka ini hanyalah puncak dari fenomena gunung es. Tragedi-tragedi ini meninggalkan luka moral dan menuntut introspeksi mendalam dari seluruh keluarga besar pesantren.

JASA BESAR PESANTREN BAGI NUSANTARA

Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama; ia adalah ekosistem pembelajaran yang holistik. Sejak era Kesultanan Demak, pesantren seperti Ampel Denta di Surabaya (abad ke-15) telah mendidik masyarakat melalui pengajaran Al-Qur’an, hadis, dan fiqih, sekaligus membangun karakter melalui ta’dzim dan akhlak mulia. Data Kementerian Agama mencatat, pada 2025 terdapat 42.433 pesantren dengan 6,2 juta santri, menunjukkan betapa besar pengaruh lembaga ini terhadap kehidupan bangsa.

Sebelum hadirnya sekolah modern ala Barat, pesantren telah menjadi satu-satunya lembaga pendidikan formal di Nusantara. Melalui kitab kuning, pesantren mengajarkan kemampuan membaca, menulis, serta berpikir kritis, sekaligus membumikan nilai-nilai Islam.

Peran pesantren juga melampaui pendidikan. Ia menjadi benteng perlawanan terhadap kolonialisme. Pada abad ke-19, pesantren seperti Langitan di Widang Tuban dan Tebuireng di Jombang melahirkan tokoh besar seperti K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (1926), yang memobilisasi para santri dalam Resolusi Jihad 1945 untuk melawan penjajah. Bahkan jauh sebelumnya, Pangeran Diponegoro menjadikan pesantren sebagai pusat strategi dan rekrutmen pasukan dalam Perang Jawa (1825–1830). Sejarawan Sartono Kartodirdjo bahkan menyebut pesantren sebagai “basis revolusi” yang menyatukan semangat spiritual dan nasionalisme.

Pasca-kemerdekaan, pesantren tetap relevan dengan mendidik anak-anak miskin di pedesaan yang tak terjangkau pendidikan formal, menyediakan asrama, makan, dan pendidikan akhlak secara gratis. Berbeda dengan pendidikan Barat yang menekankan keterampilan teknis, pesantren menanamkan akhlak sebagai inti pendidikan—mengajarkan tawadhu, ikhlas, dan disiplin melalui tradisi ta’dzim, sorogan, dan bandongan.

TANTANGAN ZAMAN MODERN

Kini pesantren menghadapi tantangan besar di era digital dan urbanisasi. Kasus pelecehan, kekerasan, dan kelalaian infrastruktur mencoreng citra pesantren yang selama ini dijunjung tinggi. Tragedi runtuhnya musala di Sidoarjo, misalnya, menjadi alarm bagi lemahnya pengawasan struktural.

Kontroversi media juga memperlihatkan bagaimana pesantren sering disalahpahami. Boikot terhadap Trans7 mungkin menunjukkan solidaritas, tetapi tak cukup menyelesaikan akar masalah: kurangnya dialog dan literasi publik tentang nilai luhur pesantren.

Selain itu, generasi muda kini lebih tertarik pada pendidikan yang menawarkan karier cepat dan akses digital. Pesantren yang tertinggal dalam transformasi teknologi berisiko kehilangan daya tarik. Meskipun UU Pesantren No. 18 Tahun 2019 telah memberikan pengakuan formal, implementasinya masih tersendat, terutama dalam hal standarisasi keselamatan dan perlindungan anak.

SAATNYA REFLEKSI DAN PEMBAHARUAN

Pesantren tidak bisa hanya berlindung pada kejayaan masa lalu. Untuk tetap relevan, ia harus berbenah dengan cerdas dan bijak. Pembentukan Satgas Pesantren Ramah Anak, kanal pengaduan digital, dan audit keselamatan bangunan perlu diperluas. Kemenag mencatat baru sekitar 30% pesantren pada 2025 yang menerapkan sistem perlindungan tersebut.

Inovasi kurikulum berbasis teknologi, seperti e-learning dan vokasi, yang telah diterapkan di Pesantren Darussalam Gontor, Tebuireng, dan beberapa pesantren lainnya, bisa menjadi teladan. Di sisi lain, pesantren juga perlu membuka ruang dialog dengan media agar nilai-nilai luhur ta’dzim dan spiritualitasnya dipahami secara proporsional.

Pesantren adalah cermin ketahanan budaya Nusantara yang kini diuji oleh derasnya arus globalisasi. Dengan merangkul perubahan tanpa meninggalkan akar spiritual, pesantren akan tetap menjadi mercusuar peradaban Islam di Indonesia—sejalan dengan visi Hari Santri 2025: “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.”

Semoga pesantren terus melahirkan generasi berakhlak mulia, berilmu, dan siap berkompetisi di dunia modern.

Wa Allahu a’lam bisshawab.

Share5Tweet3SendShareSend

Related Posts

SUMPAH PEMUDA DAN INDONESIA EMAS 2025
Opini

SUMPAH PEMUDA DAN INDONESIA EMAS 2025

30 Oktober 2025
AKAL AKALAN REGULASI DAN ALIRAN UANG PUBLIK: CELAH SISTEMIK YANG MENYUAP DEMOKRASI
Opini

AKAL AKALAN REGULASI DAN ALIRAN UANG PUBLIK: CELAH SISTEMIK YANG MENYUAP DEMOKRASI

29 Oktober 2025
PURBAYA DAN PERTARUNGAN SUNYI DI BALIK ISTANA: MENGULITI DALANG PENGKHIANATAN TERHADAP NEGARA
Opini

PURBAYA DAN PERTARUNGAN SUNYI DI BALIK ISTANA: MENGULITI DALANG PENGKHIANATAN TERHADAP NEGARA

29 Oktober 2025
Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
WARGA CAMBA MAROS DIHEBOHKAN ISU PENCURIAN UANG DAN DUGAAN MANUSIA JADI-JADIAN

WARGA CAMBA MAROS DIHEBOHKAN ISU PENCURIAN UANG DAN DUGAAN MANUSIA JADI-JADIAN

6 Oktober 2025
LAYANGAN PUTUS TELAN KORBAN LAGI, PENERTIBAN JALAN BARU DIPERTANYAKAN

LAYANGAN PUTUS TELAN KORBAN LAGI, PENERTIBAN JALAN BARU DIPERTANYAKAN

24 September 2025
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran Perlengkapan Ibadah di Masjid Maros

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran Perlengkapan Ibadah di Masjid Maros

30 September 2025
Camat Tanralili Diduga Pungli Rp8 Juta Lewat Surat Garapan

Camat Tanralili Diduga Pungli Rp8 Juta Lewat Surat Garapan

1 Oktober 2025
Audit Macet, Penegakan Hukum Terjebak di Kominfo Maros

Audit Macet, Penegakan Hukum Terjebak di Kominfo Maros

1
Program Makan Bergizi di Indonesia: Capaian, Tantangan, dan Harapan ke Depan

Program Makan Bergizi di Indonesia: Capaian, Tantangan, dan Harapan ke Depan

0
Bocor Usulan Mutasi Pejabat Pemkot Makassar, Nama-Nama Sudah Beredar di Grup WhatsApp

Bocor Usulan Mutasi Pejabat Pemkot Makassar, Nama-Nama Sudah Beredar di Grup WhatsApp

0
Pemerintah Cabut Izin Tambang di Raja Ampat: Langkah Penting Lindungi Ekosistem Dunia

Pemerintah Cabut Izin Tambang di Raja Ampat: Langkah Penting Lindungi Ekosistem Dunia

0
SUMPAH PEMUDA DAN INDONESIA EMAS 2025

SUMPAH PEMUDA DAN INDONESIA EMAS 2025

30 Oktober 2025
AKAL AKALAN REGULASI DAN ALIRAN UANG PUBLIK: CELAH SISTEMIK YANG MENYUAP DEMOKRASI

AKAL AKALAN REGULASI DAN ALIRAN UANG PUBLIK: CELAH SISTEMIK YANG MENYUAP DEMOKRASI

29 Oktober 2025
PURBAYA DAN PERTARUNGAN SUNYI DI BALIK ISTANA: MENGULITI DALANG PENGKHIANATAN TERHADAP NEGARA

PURBAYA DAN PERTARUNGAN SUNYI DI BALIK ISTANA: MENGULITI DALANG PENGKHIANATAN TERHADAP NEGARA

29 Oktober 2025
ULAH KORUPTOR AKAL-AKALAN TERBONGKAR SEJAK PURBAYA YUDHI SADEWA JADI MENTERI: KEUANGAN NEGARA DIAMBANG PERTARUNGAN ELIT

ULAH KORUPTOR AKAL-AKALAN TERBONGKAR SEJAK PURBAYA YUDHI SADEWA JADI MENTERI: KEUANGAN NEGARA DIAMBANG PERTARUNGAN ELIT

29 Oktober 2025

Popular Stories

  • WARGA CAMBA MAROS DIHEBOHKAN ISU PENCURIAN UANG DAN DUGAAN MANUSIA JADI-JADIAN

    WARGA CAMBA MAROS DIHEBOHKAN ISU PENCURIAN UANG DAN DUGAAN MANUSIA JADI-JADIAN

    8903 shares
    Share 3561 Tweet 2226
  • LAYANGAN PUTUS TELAN KORBAN LAGI, PENERTIBAN JALAN BARU DIPERTANYAKAN

    2018 shares
    Share 807 Tweet 505
  • Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran Perlengkapan Ibadah di Masjid Maros

    1645 shares
    Share 658 Tweet 411
  • Camat Tanralili Diduga Pungli Rp8 Juta Lewat Surat Garapan

    1479 shares
    Share 592 Tweet 370
  • SUNAT MASSAL TUNJANGAN 2300 GURU SERTIFIKASI, DIDUGA MELIBATKAN OKNUM PIMPINAN

    1239 shares
    Share 496 Tweet 310
SUMPAH PEMUDA DAN INDONESIA EMAS 2025
Opini

SUMPAH PEMUDA DAN INDONESIA EMAS 2025

by Admin
30 Oktober 2025
0

JAKARTA — Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati momentum bersejarah lahirnya Sumpah Pemuda, ikrar suci yang menegaskan satu tanah air,...

Read more
AKAL AKALAN REGULASI DAN ALIRAN UANG PUBLIK: CELAH SISTEMIK YANG MENYUAP DEMOKRASI

AKAL AKALAN REGULASI DAN ALIRAN UANG PUBLIK: CELAH SISTEMIK YANG MENYUAP DEMOKRASI

29 Oktober 2025
PURBAYA DAN PERTARUNGAN SUNYI DI BALIK ISTANA: MENGULITI DALANG PENGKHIANATAN TERHADAP NEGARA

PURBAYA DAN PERTARUNGAN SUNYI DI BALIK ISTANA: MENGULITI DALANG PENGKHIANATAN TERHADAP NEGARA

29 Oktober 2025
ULAH KORUPTOR AKAL-AKALAN TERBONGKAR SEJAK PURBAYA YUDHI SADEWA JADI MENTERI: KEUANGAN NEGARA DIAMBANG PERTARUNGAN ELIT

ULAH KORUPTOR AKAL-AKALAN TERBONGKAR SEJAK PURBAYA YUDHI SADEWA JADI MENTERI: KEUANGAN NEGARA DIAMBANG PERTARUNGAN ELIT

29 Oktober 2025
DANA GELAP RP1.000 TRILIUN DI ERA JOKOWI, LSP BONGKAR SKANDAL MISS INVOICING EKSPOR-IMPOR

DANA GELAP RP1.000 TRILIUN DI ERA JOKOWI, LSP BONGKAR SKANDAL MISS INVOICING EKSPOR-IMPOR

29 Oktober 2025
No Result
View All Result
  • Box Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy Policy

© 2025 metrosulsel.com Metrosulsel.com, referensi berita terpercaya dengan informasi aktual, tajam, dan mendalam untuk pembaca di Sulawesi Selatan dan Indonesia.