Empat Anggota DPR Resmi Dinonaktifkan Usai Rumahnya Dijarah Massa

Iklan Honda

JAKARTA — Gelombang aksi unjuk rasa yang memanas di Jakarta dan sejumlah daerah akhirnya berbuntut panjang. Setelah rumah pribadi empat anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dijarah massa pada Jumat (29/8) dan Sabtu (30/8), kini partai politik masing-masing mengambil langkah tegas dengan memberhentikan keempat anggota dewan tersebut dari keanggotaan partai sekaligus mencabut jabatan mereka di DPR RI.

Keempat anggota DPR yang resmi dinonaktifkan adalah:

1. Ahmad Sahroni, Anggota DPR RI dari Partai NasDem

2. Nafa Urban, Anggota DPR RI dari Partai NasDem

3. Eko Patrio, Anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN)

4. Kuya Fadli, Anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN)

Keputusan tegas ini diumumkan langsung oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dari masing-masing partai pada Minggu (31/8), menyusul meningkatnya eskalasi situasi politik dan sosial di tengah aksi unjuk rasa yang menolak pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset serta menuntut pertanggungjawaban aparat atas tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang meninggal terlindas kendaraan taktis Brimob di Pejompongan, Jakarta.

Sikap NasDem dan PAN

Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dalam konferensi pers siang tadi, menegaskan bahwa keputusan pemecatan Sahroni dan Nafa Urban bukanlah semata-mata terkait kasus penjarahan, melainkan demi menjaga marwah partai dan meredam kemarahan publik.

“Partai tidak bisa tinggal diam melihat eskalasi situasi yang semakin panas. Demi menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik, DPP memutuskan memberhentikan dua kader kami dari seluruh jabatan politik dan menarik dukungan terhadap mereka di DPR,” ujar Surya Paloh.

Sementara itu, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, mengonfirmasi langkah serupa terhadap dua kadernya, Eko Patrio dan Kuya Fadli. Menurutnya, keputusan ini diambil untuk menghormati aspirasi publik sekaligus memulihkan citra partai yang kini ikut menjadi sorotan massa.

“Kami memahami kekecewaan masyarakat. PAN mengambil sikap tegas. Kedua kader kami resmi diberhentikan dari keanggotaan partai dan DPR. Kami berharap langkah ini bisa meredam emosi publik dan membantu proses pemulihan kondisi nasional,” tegas Zulkifli.

Kronologi Penjarahan

Penjarahan rumah keempat anggota DPR tersebut terjadi dalam rentang dua malam berturut-turut. Pada Jumat (29/8) malam, rumah pribadi Sahroni di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, dan kediaman Nafa Urban di Tebet, Jakarta Selatan, dijarah ratusan massa. Sejumlah kendaraan mewah, dokumen penting, dan barang berharga dilaporkan raib.

Tak lama berselang, Sabtu (30/8) malam, rumah Eko Patrio di kawasan Cipayung dan kediaman Kuya Fadli di Pondok Indah juga mengalami hal serupa. Menurut laporan pihak kepolisian, aksi ini terjadi setelah massa melakukan sweeping terhadap rumah-rumah pejabat DPR yang dianggap bertanggung jawab atas pengesahan UU Perampasan Aset.

Pihak Polda Metro Jaya telah menurunkan tim gabungan untuk menyelidiki aksi penjarahan ini. Hingga kini, 23 orang telah diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka. Namun, Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, menegaskan bahwa situasi keamanan di Jakarta masih belum sepenuhnya kondusif.

Respon Pemerintah dan TNI

Pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyampaikan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan TNI-Polri untuk mengendalikan eskalasi unjuk rasa.

“Kami memastikan langkah-langkah penegakan hukum dilakukan secara adil, baik terhadap pelaku kerusuhan maupun pihak-pihak yang memicu kemarahan publik. Presiden sudah memerintahkan agar semua aparat mengedepankan pendekatan humanis, namun tetap tegas dalam menjaga keamanan nasional,” jelas Mahfud MD.

Di sisi lain, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa pasukan TNI telah disiagakan di beberapa titik rawan di Jakarta, Makassar, Surabaya, dan Medan, guna mengantisipasi potensi gelombang unjuk rasa lanjutan.

Situasi Terkini

Pantauan hingga Minggu sore, massa masih berkumpul di sekitar DPR RI dan beberapa titik di Jakarta Pusat. Aparat gabungan TNI-Polri menjaga ketat lokasi strategis untuk mengantisipasi kericuhan lanjutan. Sejumlah ruas jalan di sekitar Senayan, Pejompongan, dan Slipi masih ditutup sementara untuk kepentingan keamanan.

Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung menilai pemecatan empat anggota DPR ini merupakan strategi politik penyelamatan citra partai-partai besar di tengah amarah publik. Namun, ia menilai langkah ini belum cukup untuk meredam gelombang demonstrasi yang semakin meluas.

“Ini ibarat memotong cabang, bukan akarnya. Selama UU Perampasan Aset belum ditarik dan kasus Affan belum tuntas, publik akan terus bergerak,” kata Rocky Gerung.

Pemecatan empat anggota DPR oleh NasDem dan PAN menjadi langkah politik besar di tengah krisis sosial yang memanas. Namun, dengan situasi keamanan yang belum sepenuhnya terkendali, Jakarta dan beberapa kota besar lain diperkirakan masih akan dilanda gelombang unjuk rasa dalam beberapa hari ke depan.

Laporan : Syukri / Ibnu