JAKARTA — Center for Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC) bersama Cheng Ho Multiculture Education Trust (Malaysia) dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan menyelenggarakan World Peace Forum (WPF) IX pada 9–11 November 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Forum dua tahunan ini mengusung tema “Considering Wasatiyyat Islam and Tionghua for a Global Collaboration.”
Dalam konferensi pers, Ketua Penyelenggara Prof. Dr. Din Syamsuddin menyampaikan bahwa tema tersebut dipilih untuk menyoroti kontribusi nilai-nilai Wasatiyyat Islam (Islam moderat) dan kearifan budaya Tionghoa sebagai fondasi kolaborasi global yang berkeadilan dan damai.
“Forum ini ingin menunjukkan bahwa moderasi Islam dan nilai-nilai kebijaksanaan Tionghoa dapat menjadi basis kerja sama global untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan,” ujar Din.
Peserta dari 24 Negara
WPF IX akan dihadiri peserta dari 24 negara, terdiri atas 75 aktivis perdamaian internasional dan 110 peserta dari Indonesia, termasuk tokoh lintas agama dan pemimpin organisasi masyarakat sipil.
Sejumlah tokoh dunia dijadwalkan hadir, antara lain José Ramos-Horta, Presiden Timor Leste dan peraih Nobel Perdamaian 1996, serta Yoshihiko Noda, Perdana Menteri Jepang ke-62.
Dorongan bagi Perdamaian Global
Din Syamsuddin menambahkan, penyelenggaraan WPF IX menjadi penting di tengah meningkatnya konflik horizontal di berbagai kawasan, termasuk di Palestina dan Sudan.
“Kami berharap forum ini menjadi momentum lahirnya kesepakatan bersama untuk memperkuat gerakan perdamaian dunia,” katanya.
World Peace Forum sendiri telah menjadi ruang dialog internasional sejak pertama kali digelar pada 2006, mempertemukan pemimpin agama, diplomat, akademisi, dan aktivis perdamaian dari seluruh dunia.
SYUKRI























