Tangan Terakhir di Sungai Mangampa

Iklan Honda

MAROS – Suasana tenang Sungai Mangampa di Dusun Bara, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, berubah menjadi kepanikan pada Minggu (10/8/2025) siang. Teriakan minta tolong pecah, memecah suara gemericik air.

Indra Januaril Putra Ichwan (20), warga BTN Minasa Upa Blok F10 No. 6, Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, dilaporkan tenggelam, pemuda yang akrab di panggil Aril baru saja menghilang di bawah derasnya air terjun.

Siang itu, Aril datang bersama dua teman lain. Mereka berangkat dari Makassar dengan dua motor, berharap menikmati libur di alam yang sejuk. Sekitar pukul 14.00 WITA, Aril berdiri di tepi sungai, sedikit terpisah dari rombongan. Ia mencoba melompat ke seberang, di atas jatuhan air terjun.

Namun, langkahnya goyah. Telapak kakinya terpeleset di batu licin, dan tubuhnya terhempas ke bawah. Arus deras langsung merenggutnya.

“Saya cuma lihat tangannya melambai dari kejauhan setelah berusaha menolongnya tiba di lokasi tempatnya jatuh ia sudah tenggelam hilang,” ucap sahabatnya dengan suara bergetar, masih memandangi derasnya air yang kini terasa lebih mencekam, kata Syamsir Kepala Dusun Setempat, mendengar cerita itu.

Di bawah permukaan, Sungai Mangampa menyimpan rahasia: saluran air yang menembus ke bawah, menjadi perangkap mematikan bagi siapa pun yang jatuh di jalurnya. Kepala Dusun Baru Bonto Manurung, Syamsir, mengatakan lokasi ini bukan pertama kali merenggut nyawa. “Awal 2024 pernah ada korban. Butuh dua malam sampai ditemukan,” tuturnya.

Menjelang senja, langit Tompobulu mulai menggelap. Tim dari Polsek Tompobulu, Puskesmas, dan relawan sudah tiba. Namun, pencarian tak bisa langsung dilakukan. Arus deras, kedalaman tak pasti, dan minimnya pencahayaan membuat penyelamatan ditunda hingga esok pagi.

Di tepian sungai, pada sore harinya warga setempat hanya bisa duduk memandangi arus, nyaris tak berkedip. Sesekali sahabatnya menunduk, seolah berharap korban akan muncul dari permukaan. Tapi yang tersisa hanya suara air yang tak pernah berhenti mengalir.

JUM