Purbaya Gantikan Sri Mulyani, Presiden Tekankan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi

Iklan Honda

JAKARTA — Presiden melakukan reshuffle besar-besaran pada jajaran kabinet, termasuk mengganti Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan. Pelantikan berlangsung di Istana Negara, disaksikan pejabat tinggi negara dan jajaran menteri kabinet Indonesia Maju.

Dalam arahannya, Presiden menegaskan bahwa penunjukan Purbaya bukan sekadar pergantian figur, tetapi bagian dari strategi besar pemerintah untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pesan saya jelas: percepat pertumbuhan ekonomi. Kita butuh terobosan yang cepat dan efektif. Jangan buang waktu,” tegas Presiden dalam sambutannya.

Purbaya Yudhi Sadewa, ekonom senior yang sebelumnya menjabat Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), kini memikul tanggung jawab besar untuk memastikan stabilitas fiskal, menjaga kepercayaan investor, dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Fokus Purbaya: Optimalkan Program Lama, Percepat Realisasi Anggaran

Usai dilantik, Purbaya menyampaikan bahwa dirinya tidak akan melakukan perubahan ekstrem terhadap kebijakan yang sudah berjalan. Fokusnya adalah mempercepat realisasi anggaran, mengoptimalkan program lama, dan memastikan pertumbuhan ekonomi lebih inklusif.

“Program yang ada kita optimalkan. Tidak akan mengobrak-abrik program yang telah ada untuk mengganti dengan program baru. Kita tetap konsisten dengan program lama, dan yang tertinggal akan kita maksimalkan supaya bisa berjalan,” kata Purbaya.

Bantah Tidak Punya Pengalaman

Di tengah sorotan publik soal kapasitasnya, Purbaya menegaskan bahwa dirinya memiliki pengalaman panjang di bidang ekonomi dan kebijakan fiskal.

“Tidak benar jika saya dikatakan tidak ada pengalaman. Tahun 2002, saya pernah membantu Presiden SBY, dan kemudian pada saat COVID-19 saya juga membantu Presiden Jokowi memberikan masukan fiskal,” jelasnya.

Purbaya juga memastikan akan terus menjalin komunikasi dengan Sri Mulyani untuk memastikan transisi kebijakan berjalan mulus.

“Untuk memperbaiki kelemahan yang ada di Kemenkeu, saya tetap akan mendengar saran-saran Bu Sri Mulyani,” ujarnya.

Daftar Lengkap Menteri yang Dilantik

Dalam reshuffle kali ini, selain Purbaya, Presiden juga melantik sejumlah menteri baru:

Menteri Keuangan: Purbaya Yudhi Sadewa (menggantikan Sri Mulyani)

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia: Mukhtarudin (menggantikan Abdul Kadir Karding)

Menteri Koperasi: Ferry Juliantono (menggantikan Budi Arie Setiadi)

Menteri Haji dan Umrah: Mochamad Irfan Yusuf

Wakil Menteri Haji dan Umrah: Dahnil Anzar Simanjuntak

Sementara itu, sejumlah menteri yang dicopot antara lain:

Menko Polhukam: Budi Gunawan

Menteri Keuangan: Sri Mulyani

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia: Abdul Kadir Karding

Menteri Koperasi: Budi Arie Setiadi

Menteri Pemuda dan Olahraga: Dito Ariotedjo

Tantangan Berat: Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen

Purbaya mematok target ambisius: pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7 persen. Namun, para analis menilai ini bukan pekerjaan mudah, mengingat kondisi global yang penuh ketidakpastian dan tantangan domestik yang kompleks.

Tantangan yang dihadapi Purbaya antara lain:

Menjaga Stabilitas Fiskal, Defisit APBN harus dikendalikan tanpa mengorbankan belanja produktif.

Pengendalian Inflasi, Harga pangan dan energi menjadi sorotan utama untuk menjaga daya beli masyarakat.

Peningkatan Investasi, Perlu menciptakan iklim investasi yang lebih ramah dan efisien.

Realisasi Program Prioritas Nasional, Percepatan proyek infrastruktur, hilirisasi industri, dan transformasi digital.

Sri Mulyani: Pergantian yang Penuh Spekulasi

Pencopotan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan memunculkan berbagai spekulasi. Selama menjabat, Sri dikenal disiplin dalam menjaga stabilitas fiskal dan dinilai berhasil menahan dampak pandemi COVID-19. Namun, menurut sumber internal, Presiden menginginkan pendekatan baru yang lebih agresif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hingga berita ini diturunkan, Sri Mulyani belum memberikan keterangan resmi terkait keputusannya meninggalkan jabatan strategis tersebut.

SYUKRI