MAKASSAR — Gelombang penolakan terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di kawasan Tamalarea, Kota Makassar, kian meluas.
Setelah sebelumnya mencuat desakan sejumlah warga dan pemerhati lingkungan agar pemerintah meninjau ulang lokasi proyek tersebut, kini gerakan masyarakat yang menamakan diri Koalisi Gerakan Rakyat Menolak Lokasi PLTSa (GERAM PLTSa) secara resmi menyampaikan pemberitahuan aksi demonstrasi ke pihak kepolisian.
Dalam surat bernomor Istimewa yang ditujukan kepada Kapolrestabes Makassar cq. Kasat Intelkam Polrestabes Makassar, GERAM PLTSa memberitahukan rencana aksi penyampaian pendapat di muka umum yang akan dilaksanakan pada Selasa, 21 Oktober 2025 mulai pukul 09.00 WITA hingga selesai.
Aksi tersebut akan dipusatkan di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Kantor Wali Kota Makassar, serta depan Grand Eterno Tamalanrea, dengan melibatkan sekitar 300 peserta. Bentuk kegiatan meliputi orasi, penyampaian tuntutan, dan pemasangan baliho penolakan proyek PLTSa.
Koordinator Aliansi H. Akbar dalam suratnya menyebutkan bahwa aksi ini merupakan wujud pelaksanaan hak konstitusional masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
“Kami merespons rencana pembangunan PLTSa yang dinilai berpotensi mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat. Karena itu, masyarakat Tamalanrea bersama para pendamping akan menyuarakan penolakan terhadap lokasi proyek ini,” tulis Akbar dalam surat pemberitahuan yang diterima redaksi Metrosulsel.com.
Sebelumnya, sejumlah aktivis lingkungan dan akademisi juga menyoroti dampak ekologis yang mungkin ditimbulkan dari keberadaan PLTSa di kawasan padat penduduk.
Mereka menilai, proyek tersebut harus dikaji ulang secara terbuka dengan melibatkan masyarakat terdampak langsung.
Pemerintah sendiri belum memberikan penjelasan rinci terkait lokasi pasti dan mekanisme pengelolaan limbah dari proyek PLTSa Makassar ini. Namun, warga berharap pemerintah kota dan provinsi dapat membuka ruang dialog sebelum proyek dilanjutkan.
JUM
 
			 
                                 
		    


 
                                



















