MAKASSAR — Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) Provinsi Sulawesi Selatan untuk menetapkan kepengurusan periode 2025–2030. Acara yang dihadiri sekitar 1.000 peserta dari DPD, DPC, utusan organisasi sayap, serta perwakilan daerah ini berlangsung meriah dengan dukungan penuh dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Anggaran kegiatan sepenuhnya bersumber dari DPD Hanura Sulsel.
Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum DPP Hanura Dr. Oesman Sapta, Plt Ketua DPD Hanura Sulsel Brigjen Pol (Purn) Dr. Drs. Adeni Muhan, MM, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Ketua DPRD Sulsel, Forkopimda, Ketua KPU dan Bawaslu Sulsel, Wali Kota Makassar Munafri, serta perwakilan partai politik lainnya.
Dalam sambutannya, Brigjen Pol (Purn) Adeni Muhan menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Ketua Umum Hanura di Musda ini.
Ia menegaskan, momentum ini menjadi ajang konsolidasi untuk mencari figur pemimpin berintegritas yang mampu mengangkat kekuatan Hanura di Sulsel. “Jika ada kekurangan dalam pelaksanaan Musda, saya secara pribadi bertanggung jawab,” ujarnya.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dalam pidatonya memberi analogi unik terkait karakter kepemimpinan, dengan membandingkan telur ayam kampung liar dan ayam kandang, serta membedakan tikus sawah dengan tikus rumah.
Ia menyinggung proses dirinya mendapatkan rekomendasi Hanura saat mencalonkan diri sebagai gubernur yang berlangsung cepat tanpa drama. “Semua yang saya kerjakan sebagai gubernur adalah bagian dari program Hanura, dan pahalanya juga ada untuk Hanura,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Hanura Dr. Oesman Sapta berbagi kisah perjalanan hidup dan pengalamannya di dunia politik.
Ia menekankan bahwa pengalaman jauh lebih berharga daripada sekadar gelar akademik. “Kalau kamu belajar dari buku, kamu orang biasa. Tapi kalau kamu belajar dari pengalaman, kamu luar biasa, walau tanpa title dan pangkat,” tuturnya.
Oesman juga mengisahkan perjuangannya melawan sakit ginjal selama lima tahun hingga harus menjalani cuci darah.
Kini, ia mengaku siap kembali menjadi petarung politik, mengingatkan bahwa kekuatan partai ada di akar rumput, bukan hanya di tingkat DPD. “Kita satu komando, tanpa negosiasi, lillahi ta’ala. Kekeluargaan adalah kunci untuk membangun Sulawesi Selatan,” tegasnya.
Musda ini juga menjadi momentum untuk meneguhkan komitmen seluruh kader Hanura Sulsel dalam membangun partai dan memperkuat soliditas menghadapi dinamika politik ke depan.
Dengan resmi dibukanya Musda, diharapkan lahir kepengurusan baru yang mampu membawa Hanura semakin berpengaruh di Sulawesi Selatan.
Arfah/Jum