MAROS metrosulsel.com – Skandal penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar kembali mencuat di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Pada Selasa, 10 Juni 2025, sekelompok aliansi masyarakat sipil berhasil membongkar praktik distribusi ilegal yang melibatkan penggunaan tangki modifikasi dan tandon berkapasitas hingga tiga ton.
Kejadian tersebut terungkap saat warga memergoki seorang pelansir sedang mengisi bio solar di sebuah SPBU setempat. Diduga, kegiatan ini merupakan bagian dari operasi sistematis jaringan mafia BBM yang telah lama beroperasi di wilayah Maros tanpa hambatan berarti.
Modus operandinya tergolong canggih namun berulang: para pelaku menggunakan truk-truk dengan tangki yang telah dimodifikasi untuk menyalurkan solar bersubsidi ke lokasi penampungan ilegal. Dari sana, BBM tersebut dijual kembali ke berbagai perusahaan industri dengan harga jauh di atas harga subsidi, meraup keuntungan besar dari jerih payah rakyat kecil.
Abhel, aktivis muda yang dikenal dengan julukan “Songkok Putihna Maros” sekaligus pimpinan Media 212, mengecam keras pembiaran yang dilakukan aparat. Ia menuding aparat penegak hukum terkesan “buta dan tuli” terhadap praktik mafia solar yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
“Solar bersubsidi ini hak petani, nelayan, dan masyarakat kecil. Jika dibiarkan, negara sama saja berkonspirasi melawan rakyatnya sendiri,” tegas Abhel dalam pernyataan tertulis kepada media.
Lebih jauh, Abhel mendesak Kapolres Maros untuk segera turun tangan membongkar jaringan mafia solar hingga ke akar-akarnya. Ia menyebutkan bahwa praktik pengisian BBM dengan tandon dan tangki modifikasi di SPBU-SPBU Maros sudah menjadi pemandangan umum, bahkan diduga melibatkan oknum yang memiliki kekuasaan.
Media 212 bersama elemen masyarakat lainnya juga menyatakan komitmennya untuk terus mengawal kasus ini. Mereka berencana melakukan pemantauan intensif terhadap seluruh SPBU yang terindikasi terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Jika negara gagal hadir, maka masyarakat akan turun tangan. Kami akan terus mengungkap siapa saja yang bermain dalam bisnis kotor ini,” tambah Abhel.
Masyarakat berharap aparat kepolisian tidak hanya menangkap pelaku lapangan, tetapi juga mengungkap aktor intelektual dan jaringan distribusi ilegal di balik praktik curang ini. Skandal mafia solar di Maros bukan hanya soal hukum, tapi juga ujian moralitas dan keberpihakan negara terhadap rakyat kecil.
ABEL / ANSAR