Program Makan Bergizi di Indonesia: Capaian, Tantangan, dan Harapan ke Depan

Program Makan Bergizi di Indonesia: Capaian, Tantangan, dan Harapan ke Depan

Metrosulsel.com Jakarta – Pemerintah Indonesia terus mengupayakan peningkatan kualitas gizi masyarakat melalui berbagai program makan bergizi, khususnya untuk anak-anak dan kelompok rentan. Program ini menjadi salah satu strategi utama dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kesehatan generasi mendatang.

Capaian Program
Sejak diluncurkan secara nasional pada 2020, Program Makan Bergizi (PMB) telah menjangkau lebih dari 15 juta anak usia dini dan pelajar sekolah dasar melalui penyediaan makanan sehat dan seimbang di sekolah-sekolah. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Mei 2025, angka stunting di Indonesia telah menurun dari 27,7% pada 2019 menjadi 20,1% di awal 2025.

Program ini juga mendapat dukungan dari berbagai kementerian seperti Kementerian Pendidikan, Kementerian Sosial, dan Kementerian Desa, serta mitra pembangunan internasional. Di beberapa daerah seperti Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, dan Papua, penerapan program makan bergizi menunjukkan hasil signifikan dalam peningkatan status gizi anak.

Tantangan Pelaksanaan
Meski mengalami kemajuan, pelaksanaan PMB tidak lepas dari berbagai tantangan. Masalah utama terletak pada distribusi makanan yang belum merata, terutama di wilayah terpencil dan kepulauan. Selain itu, keterbatasan anggaran di beberapa pemerintah daerah serta kurangnya tenaga pendamping gizi menjadi hambatan utama.

“Kami masih menemukan kasus makanan yang disiapkan tidak sesuai standar gizi atau bahkan tidak tersampaikan tepat waktu,” ujar dr. Anisa Putri, Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang juga masih rendah di sebagian wilayah, sehingga dibutuhkan pendekatan edukatif yang lebih masif dan berkelanjutan.

Langkah dan Harapan ke Depan
Untuk memperkuat pelaksanaan program, pemerintah berencana menambah alokasi anggaran PMB dalam APBN 2026 serta memperluas kerja sama dengan sektor swasta dan LSM. Inovasi seperti dapur sehat sekolah, penguatan posyandu digital, dan program edukasi berbasis aplikasi juga mulai diujicobakan di beberapa provinsi.

“Tujuan kita adalah mencapai angka stunting di bawah 14% pada 2028, sesuai target RPJMN. Program makan bergizi ini menjadi tulang punggung pencapaian itu,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam pernyataannya pekan lalu.

Diharapkan, dengan dukungan lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat, program makan bergizi dapat menjadi fondasi kuat dalam menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan tangguh.

JUM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *