Oleh Redaksi Metrosulsel I 27 Juni 2025
MAROS —Setelah bertahun-tahun bergulat dengan kekhawatiran banjir dan buruknya pengelolaan sampah, warga Kelurahan Allepolea, khususnya di lingkungan Pammelakkang Je’ne, Kecamatan Turikale, Maros, akhirnya bernapas lega. Aspirasi mereka untuk normalisasi Sungai Maros dan fasilitas kebersihan mulai direalisasikan.
Inisiatif ini datang melalui kegiatan Pengawasan APBD Provinsi Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh Anggota DPRD Sulsel, Patarai Amir — dikenal warga sebagai Puang Aso. Program ini mencakup dua fokus utama: pembersihan dan pengerukan Sungai Maros serta distribusi tempat sampah gratis kepada warga.
Langkah ini, menurut warga, merupakan respons langsung atas permintaan yang selama ini nyaris tak terdengar. “Sudah lama kami sampaikan aspirasi ini, bahkan dalam berbagai musyawarah warga. Baru kali ini terasa ada aksi nyata,” kata Ruslan, Ketua RW setempat, kepada Wartawan Kamis, 27 Juni 2025.
Ruslan menambahkan, kehadiran Patarai Amir dalam beberapa pertemuan warga hingga pembawaan isu ini ke tingkat RDP Komisi V DPR RI menjadi penentu. “Itu bukan sekadar kunjungan, tapi perjuangan yang kami rasakan langsung hasilnya,” ujarnya.
Menurut warga, normalisasi sungai sangat mendesak untuk menghindari banjir yang kerap terjadi saat musim hujan. Selain itu, pembagian tempat sampah dianggap sebagai upaya mendasar dalam menciptakan budaya bersih dan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga.
“Masalah lingkungan itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga warga. Tapi pemerintah juga perlu mendorongnya lewat sarana, dan ini salah satu contoh nyatanya,” ujar Nurlela, warga RT 03 yang menerima satu dari puluhan tempat sampah yang dibagikan.
Patarai Amir dalam pernyataannya menyebut program ini sebagai bagian dari komitmen legislator untuk mengawasi realisasi anggaran publik yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. “Aspirasi itu harus diterjemahkan jadi tindakan. Kita ingin masyarakat merasakan kehadiran negara dalam bentuk paling sederhana: sungai yang bersih, lingkungan yang sehat,” ujar Patarai kepada Wartawan.
Warga berharap, kegiatan serupa tidak berhenti sebagai agenda seremonial, melainkan menjadi pola pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada kebutuhan dasar masyarakat
TASMIN HALOANG