Oleh Redaksi Metrosulsel.com I 26 Juni 2025
TAKALAR – Tim Tanggap Bencana Baznas Kabupaten Maros kembali dikerahkan ke perairan Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis 26 Juni 2025, menyusul ditemukannya jejak baru terkait insiden karamnya kapal KLM Asia Mulia. Setelah tujuh hari pencarian sempat dihentikan, tim gabungan SAR membuka kembali operasi pencarian terhadap tiga anak buah kapal (ABK) yang masih hilang.
Pergerakan terbaru ini dipicu oleh penemuan sejumlah bangkai hewan kerbau yang mengapung di sekitar pesisir Desa Laikang, Takalar. Hewan-hewan tersebut diduga kuat merupakan bagian dari muatan kapal nahas itu. “Tanda-tanda ini tak bisa diabaikan. Kami langsung merespons,” kata Koordinator Tanggap Darurat Baznas Maros, A. Achmad Quayairi.
KLM Asia Mulia GT 41 dilaporkan berangkat dari Pelabuhan Rote, Nusa Tenggara Timur, pada 16 Juni 2025 pukul 08.00 WITA, membawa 57 ekor kerbau dan delapan kru kapal. Mereka bertolak menuju Pelabuhan Bunge, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Namun nasib berkata lain. Pada 19 Juni 2025 dini hari, kapal itu dihantam oleh kapal besi tak dikenal di perairan Bantaeng, sekitar 16 mil laut dari Pos SAR setempat. Insiden itu membuat KLM Asia Mulia terbalik. Lima orang kru berhasil diselamatkan oleh nelayan sekitar, namun tiga lainnya belum ditemukan.
Korban Selamat: Asrul Lakis (41), Ebit Lakis (30), Pence Lakis (31), Laki Lakis (32), Supri Likis (25), sedangkan Korban hilang dalam Pencarian: Supriadi Nunung Lakis (46), Nahkoda, Asdar Lakis (52) – KKM dan Aldi Lakis (27).
Baznas Tanggap Bencana Maros mengerahkan lima personel lengkap dengan perlengkapan medis, helm, sepatu karang, tali lempar, dan headlamp. Mereka menyisir pesisir Laikang dan perairan Punaga menggunakan perahu karet. “Cuaca cerah hari ini sangat membantu operasi pencarian,” kata Quayairi.
Kegiatan diawali dengan apel pagi, dilanjutkan dengan penyisiran laut secara visual dan menyusuri titik-titik indikatif yang dicurigai sebagai lokasi korban. “Ini bukan hanya operasi pencarian, tapi juga soal kemanusiaan. Kami menolak menyerah,” ujarnya.
Hingga berita ini ditulis, identitas kapal yang menabrak Asia Mulia masih menjadi misteri. Basarnas dan aparat kepolisian tengah menyelidiki kemungkinan tabraklari di laut yang memicu tragedi ini.
A. GUNAWAN SANRIMA