Tangis Pecah! Kronologi Lengkap Tragedi Sungai Mangampa: Dari Tangan Terakhir hingga Penemuan Jenazah Aril

Iklan Honda

MAROS – Sungai Mangampa di Dusun Bara, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, kini menjadi saksi bisu tragedi yang merenggut nyawa Muh Aril (22), pemuda asal Makassar. Peristiwa yang bermula dari liburan singkat ini berakhir dengan duka mendalam yang membekas bagi keluarga, sahabat, dan warga setempat.

Hari Kejadian – Minggu (10/8/2025)

Sekitar pukul 12.00 WITA, Aril bersama tiga temannya berangkat dari Makassar menuju lokasi wisata Sungai Mangampa. Mereka tiba siang itu dengan niat sekadar menikmati alam.

Pukul 14.00 WITA, Aril berdiri di tepi sungai, sedikit terpisah dari rombongan. Ia mencoba melompat menyeberangi aliran air tepat di atas air terjun. Namun batu licin membuatnya terpeleset. Tubuhnya jatuh ke titik jatuhan air, lalu terseret arus deras.

“Saya cuma lihat tangannya sekali, menggapai, lalu hilang,” ujar salah satu teman korban dengan suara bergetar.

Menurut Kepala Dusun Baru Bonto Manurung, Syamsir, di bawah titik jatuhnya air terdapat saluran yang menembus ke dalam, diduga menjadi tempat korban tersangkut. Lokasi ini pernah menelan korban pada awal 2024, yang baru ditemukan dua malam kemudian.

Hingga malam, tim dari Polsek Tompobulu, Puskesmas, dan relawan telah berada di lokasi, namun pencarian tak bisa dilakukan optimal karena tim penyelamat terlambat tiba. Pencarian penuh dijadwalkan esok harinya.

Hari-Hari Pencarian

Senin hingga Selasa pagi, puluhan personel dari BPBD Maros, Basarnas Kota Makassar, TNI, Polsek Tompobulu, Baznas, relawan universitas, Pramuka Peduli, dan warga setempat menyisir aliran sungai. Cuaca, arus deras, dan kondisi medan membuat pencarian berlangsung penuh tantangan.

Hari Penemuan – Selasa (12/8/2025)

Sekitar pukul 09.30 WITA, teriakan anggota tim SAR memecah hening. Tubuh Aril muncul tak berdaya di permukaan air, hanya lima meter dari titik terakhir ia terlihat. Air yang selama ini menjadi daya tarik wisata, kini menjadi saksi bisu tragedi.

“Sejak hari pertama kami tidak berhenti mencari. Syukurlah korban akhirnya ditemukan, meski dalam keadaan meninggal dunia,” ungkap Kapolsek Tompobulu AKP Makmur, S.Sos, dengan nada penuh keprihatinan.

Jenazah dievakuasi menggunakan mobil Basarnas menuju Puskesmas Tompobulu. Hasil visum menunjukkan luka lecet di kedua lengan, wajah bagian kanan, dan darah keluar dari hidung. Keluarga korban menolak otopsi dan menandatangani pernyataan resmi.

Pukul 11.45 WITA, mobil jenazah tiba di rumah duka di Jalan Minasaupa, Makassar. Tangis keluarga dan kerabat pecah, warga yang hadir tak kuasa menahan air mata.

Kini, Sungai Mangampa bukan lagi sekadar aliran air di pedalaman Tompobulu. Ia telah menjadi monumen alami bagi sebuah kisah pilu, tentang liburan yang berakhir tragis, tentang tangan yang terakhir kali terlihat menggapai, dan tentang keluarga yang kehilangan salah satu bagian terpenting dalam hidup mereka.

JUM / LALLI